Kalau dulu, dia selalu memperhatikan sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu mementingkan sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu meminta saran dari sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu berbagi cerita dengan sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu menganggap sahabatnya sebagai keluarga
Kalau dulu, dia lebih rela iga-nya patah dari pada harus melihat jari sahabatnya patah
Kalau dulu, dia selalu bersikap hangat pada sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu menceritakan mimpinya kepada sahabatnya
Kalau dulu, dia selalu memberitahu masalah sebesar apapun kepada sahabatnya
Tapi, sekarang, dia jauh berbeda
Dia tidak lagi memperhatikan sahabatnya
Dia hanya menganggap sahabatnya seperti teman, tak lebih dari itu
Sekarang, dia menjauh dari sahabatnya
Sekarang, dia tidak mau berbagi apapun pada sahabatnya
Sekarang, dia sedingin es
Sekarang, tak ada lagi masalah yang dia ceritakan pada sahabatnya
Sekarang, dia menganggap sahabatnya adalah sampah bagi dirinya
Yang suatu saat bisa mengganggu dengan baunya yang tidak sedap
Sekarang, dia tak lagi memimpikan sahabatnya
Yang dia mimpikan dalam setiap tidurnya adalah tentang kehidupannya sendiri
Sekarang, dia tak lagi menganggap sahabatnya sebagai keluarga
Dia menganggap sahabatnya adalah hama
Sekarang, dia lebih rela melihat sahabatnya tertabrak mobil dan meninggal
Dari pada harus melihat kucing kesayangannya tertabrak mobil dan meninggal
Sahabat, bukannya aku bersikap "Protektif"
Tapi aku berusaha melindungimu
Aku tak tahu mengapa engkau tidak pernah membayangkan
Hidupku tampa kehadiranmu
Bukannya aku sok pintar atau bagaimana
Tapi aku berusaha mengarahkanmu pada jalan yang seharusnya
Tidak menggunakan "Ego", tapi menggunaka "Hati"
Selama ini, kau hanya menuruti "Ego"
Tidak pernah berpikir menggunakan "Hati"
Kau tahu sahabat?
Aku terlalu sayang padamu
Tapi mengapa saat ada masalah, kau tak mau mendengarkan saranku?
Apa yang salah dariku?
Apa yang salah dari sahabat-sahabatmu yang lain?
Jujur, aku marah saat kau tidak memperhatikan aku
Jujur, aku geram saat tahu kau berbagi cerita pada temanmu, bukan aku, sahabatmu
Jujur, aku benci saat mengerti kau tak menganggapku sebagai sahabat, hanya sebagi teman
Apakah kau tahu?
Aku selalu menangis setiap malam saat memikirkanmu
Aku menangis karena kau tak mau tahu tentang sahabatmu
Aku menangis karena aku tak bisa membuatmu percaya padaku lagi
Aku menagis, menangis, dan menangis
Miris rasanya
Tapi yang jelas,
I LOVE YOU, My Best Friend...
1 komentar:
ainund, aku suka sama blogmu...
ini mira 6e,
kalau kamu mau, liat blogku juga ya..
almiramenulis.blogspot.com
Posting Komentar